- Уሖ ዉе νучուγеμ
- ኪ апрըգисዤ
Ilustrasi tari pendet di Bali. Foto Shutter StockBali merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia yang sangat populer di dunia. Banyak wisatawan yang tertarik berkunjung ke Bali karena disuguhi pemandangan indah, kebudayaan memesona, dan upacara keagamaan yang masyarakat Bali beragama Hindu. Dalam kesehariannya, mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Bali yang merupakan bahasa Austronesia dari anak cabang buku Indonesiaku Kaya Bahasa karya Desi Saraswati, bahasa tersebut terdiri atas tiga jenis, yakni Bali Baku, Bali Aga, dan Bali Jawa. Kemudian ada pula tingkatan penggunaannya yang terdiri dari Bali Alus, Bali Madya, dan Bali istilah sering digunakan dalam keseharian masyarakat Bali, salah satunya adalah rahajeng semeng. Apa artinya dalam bahasa Bali? Untuk mengetahuinya, simaklah penjelasan berikut Rahajeng Semeng dalam Bahasa BaliIlustrasi tari pendet di Bali. Foto Shutter StockDalam bahasa Bali, rahajeng semeng artinya selamat pagi. Secara morfologis, ungkapan tersebut biasa digunakan sebagai salam sapaan yang merujuk pada keadaan waktu tertentu. Mengutip jurnal Pengembangan dan Penggunaan Bahasa Bali Ancangan Menuju Pemodernan Bahasa karya I Gede Nala Antara, ungkapan rahajeng semeng dibentuk dari kata dasar "rahajeng" yang berarti “selamat sentosa”. Ungkapan ini termasuk dalam ragam bahasa Bali alus mider. Diambil kata dasar rahajeng, kemudian ditambahkan lagi kata semeng di akhir frasanya. Secara harfiah, semeng artinya pagi. Biasanya, ungkapan rahajeng semeng juga digunakan dalam dunia penyiaran. Fungsinya untuk menyapa pemirsa yang mendengar atau menonton siaran ini contoh penggunaan ungkapan rahajeng semeng dalam bahasa Bali dan Indonesia selengkapnyaOm swastiastu, inggih para pamiarsa sareng sami, rahajeng sore aturang tityang ring pamiarsa sane wenten ring puri lan genah pakaryan. Kacunduk malih sareng tityang ring acara Dewata Nunas Om swastyastu, para pemirsa semuanya, saya mengucapkan selamat sore kepada para pemirsa semuanya yang sedang ada di tempat kerja. Bertemu lagi dengan saya di acara Dewata Nunas TembangPerlu dipahami bahwa bahasa yang digunakan masyarakat Bali sangatlah beragam. Bahasa tersebut ditentukan berdasarkan fungsinya masing-masing, ada yang sifatnya alus, madya, hingga bahasa, Bali juga dikenal memiliki kekayaan budaya dan adat istiadat. Ada banyak tarian yang biasa dipentaskan dalam pagelaran seni, seperti Tari Pendet, Tari Barongan, dan Tari Kecak. Semua daya tarik itu membuat turis lokal dan mancanegara kerasan menetap atau sekadar berlibur di Bali. Itu mengapa Bali sangat pantas jika dijuluki sebagai "Paradise" atau surganya wisata Bali Ilustrasi Kintamani, Bali. Foto ShutterstockKebudayaan Bali berlandaskan pada tiga hubungan timbal balik yang disebut Tri Hita Karana. “Tri” berarti tiga, “Hita” berarti kebahagiaan atau kedamaian, dan “Karana” yang berarti penyebab. Jadi, Tri Hita Karana adalah tiga penyebab terciptanya tersebut yang membuat destinasi wisata di Bali selalu dilirik oleh para pelancong asing. Predikat sebagai pulau Dewata memang layak disematkan kepada buku Mengenal Sepintas Seni Budaya Bali susunan Bu Win, ada banyak pura dan tempat suci di Bali yang merefleksikan sembah sujud kepada berbagai manifestasi. Keunikan dan keramahan penduduknya menjadi daya tarik tersendiri bagi para menjadi salah satu daerah di Bali yang diberi predikat sebagai gudangnya seniman. Ada banyak maestro seniman yang lahir dari daerah ini dan menguasai berbagai bidang, mulai dari seni patung, seni lukis, seni tari, hingga seni juga terkenal dengan objek-objek wisatanya. Misalnya di kawasan wisata Goa Gajah, Tampak Siring, Gunung Kawi, Kawasan Wisata Gajah di Desa Taro, Bali Zoo Park, pusat perbelanjaan kerajinan seni, dan saja jenis bahasa di Bali?Apa saja tingkatan bahasa Bali?Apa saja tempat wisata yang ada di Gianyar Bali?
Mungkinorang Bali tidak kenal geguritan, kidung maupun kekawin. Geguritan memang berbahasa Bali pada umumnya, tetapi tembang-tembang seperti Semarandhana, Dhurma, Sinom, Ginanti, Megatruh dll. itu semuanya berasal dari kesusastraan Jawa Kuno atau sering disebut bahasa Kawi. Apalagi kekawin sepenuhnya adalah berbahasa Jawa Kuno.
Kamus Translate Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali Online – bahasa bali secara online ini adalah kamus secara online dengan tujuan mempermudah pemakai internet guna belajar bahasa Indonesia dan bahasa Bali, khususnya untuk destinasi eduakasi pagi semua pelajar ,tinggal tuliskan saja kalimat kalian dan terjemahan juga langsung muncul,translate ini dapat mengartikan dalam format paragraf maupun dalam format teks. Cara pemakaiannya paling mudah lumayan tuliskan kalimat bahasa dalam format bahasa Indonesia yang kamu ingin artikan ke bahasa Bali bakal bahasa Austronesia dari cabang Sundik dan lebih spesifik dari anak cabang Bali-Sasak. Bahasa ini dipakai di pulau Bali, pulau Lombok unsur barat, pun di unsur timur pulau Jawa. Translate Bahasa Bali OnlinePentingnya Memperkenalkan Bahasa BaliTerjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali Bahasa Bali ialah salah satu bahasa wilayah di negara Indonesia yang dipelihara dengan baik oleh masyarakat penuturnya, yakni etnis Bali. Bahasa Bali sebagai bahasa ibu atau bahasa kesatu untuk sebagian besar masyarakat Bali, digunakan secara luas sebagai perangkat komunikasi dalam berbagai kegiatan di dalam lokasi tinggal tangga dan di luar lokasi tinggal tangga yang mencakupi berbagai kegiatan kehidupan sosial masyarakat Bali. Oleh sebab itu, bahasa Bali adalahpendukung kebudayaan Bali yang tetap hidup dan berkembang di Bali. Dilihat dari jumlah penuturnya, bahasa Bali didukung oleh lebih tidak cukup setengah juta jiwa dan mempunyai tradisi tulis sampai-sampai bahasa Bali tergolong bahasa wilayah besar di antara sejumlah bahasa wilayah di Indonesia. Keberadaan bahasa Bali mempunyai variasi yang lumayan rumit sebab adanya sor-singgih yang ditentukan oleh pembicara, lawan bicara, dan hal-hal yang dibicarakan. Secara umum, variasi bahasa Bali dapat dipisahkan atas variasi temporal, regional, dan sosial. Dimensi temporal bahasa bali menyerahkan indikasi kesejarahan dan pertumbuhan bahasanya walau dalam makna yang paling terbatas. Secara temporal bahasa Bali dipisahkan atas bahasa bali Kuno yang tidak jarang disebut deengan bahasa Bali Mula atau Bali Aga, bahasa Bali Tengahan atau Kawi Bali, dan bahasa Bali Kepara yang tidak jarang disebut Bali Baru atau bahasa Bali Modern. Secara regional, bahasa Bali dipisahkan atas dua dialek, yaitu logat Bali Aga dialek pegunungan dan logat Bali Dataran dialek umum, lumrah yang setiap mempunyai ciri subdialek tersendiri. Berdasarkan dimensi sosial, bahasa Bali tentang adanya sistemsor-singgih atau tingkat tutur bahasa Bali yang erat kaitannya dengan sejarah pertumbuhan masyarakat Bali yang mengenal sistem wangsa warna, yang dipisahkan atas kelompok triwangsa Brahmana, Ksatriya, Wesia dan kelompok Jaba atau Sudraorang kebanyakan. Berdasarkan strata sosial ini, bahasa Bali menyajikan sejarah tersendiri mengenai tingkat tutur kata dalam lapisan masyarakat tradisional di Bali. Di sisi lain, dalam pertumbuhan masyarakat bali pada zaman canggih ini terbentuklah Elite baru golongan pejabat, orang kaya tidak jarang kali disegani dan dihormati oleh kelompok bawah dan ini terlukis pula dalam pemakaian bahasanya. Bahasa Bali atau Basa Bali merupakan salah satu bahasa daerah yang sangat kaya akan budaya dan tradisi di Indonesia. Bahasa ini banyak digunakan di Provinsi Bali dan sekitarnya. Saat ini, Bahasa Bali telah memiliki aksara sendiri yang dikenal sebagai Aksara Bali atau Hanacaraka. Bahasa Bali juga memiliki struktur dan kosakata yang unik dan berbeda dengan bahasa Indonesia. Salah satu cara untuk memperkenalkan Bahasa Bali adalah dengan menerjemahkan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali serta pentingnya mempelajari Bahasa Bali. Pentingnya Memperkenalkan Bahasa Bali Sebagai bahasa daerah, Bahasa Bali memiliki peran yang sangat penting dalam melestarikan kebudayaan dan tradisi di Provinsi Bali. Dalam era globalisasi ini, Bahasa Bali juga perlu dipromosikan dan dikenalkan ke seluruh dunia sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Dalam hal ini, terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan Bahasa Bali ke masyarakat yang lebih luas. Dengan terjemahan ini, orang-orang dari luar Bali dapat memahami arti dari kata-kata dalam Bahasa Bali dan menghargai keunikan dari Bahasa Bali itu sendiri. Terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali Salah satu tantangan dalam menerjemahkan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali adalah perbedaan struktur dan kosakata antara kedua bahasa tersebut. Namun, dengan menggunakan kamus atau sumber terjemahan yang tepat, kita dapat melakukan terjemahan dengan lebih mudah dan akurat. Berikut ini adalah beberapa contoh terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali Selamat pagi – Om Swastiastu Terima kasih – Suksma Maaf – Pardon Saya – Tiang Kamu – Sane Kami – Kami Mereka – Marika Apa kabar? – Kawin saba? Siapa nama kamu? – Ngidang jenenge sane? Dalam Bahasa Bali, terdapat beberapa kata yang memiliki makna yang sama dengan Bahasa Indonesia. Namun, terdapat juga beberapa kata yang hanya ditemukan dalam Bahasa Bali seperti “Om Swastiastu” yang artinya “Selamat Pagi” atau “Suksma” yang artinya “Terima Kasih”. Selain itu, Bahasa Bali juga memiliki kosakata yang unik dan berbeda dengan Bahasa Indonesia seperti “Blimbing” yang artinya “Belimbing” atau “Kintamani” yang artinya “Tempat Wisata di Bali”. Dengan mempelajari Bahasa Bali, kita juga dapat memperkaya kosakata dan pengalaman kita dalam berbahasa. Mempelajari Bahasa Bali merupakan salah satu cara untuk memahami dan menghargai kekayaan budaya dan tradisi di Provinsi Bali. Terjemahan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali dapat menjadi salah satu cara untuk memperkenalkan Bahasa Bali ke masyarakat yang lebih luas. Dalam menerjemahkan Bahasa Indonesia ke Bahasa Bali, kita perlu memahami perbedaan struktur dan kosakata
BULELENGPOSTCOM--- Ary kencana adalah penyanyi bali yang cukup terkenal di mana setiap lagu yang ia rilis memiliki arti dan makna yang lekat dengan kehidupan.. Lagu Ary Kencana Biro Jodoh ini bercerita tentang seorang lelaki yang kesulitan mendapatkan jodoh, setiap malam minggu selalu merenung dan merasa iri dengan pria lain yang bahklan bisaIndonesia merupakan sebuah negara yang tersusun atas berbagai suku bangsa dimana setiap sukunya memiliki bahasa daerahnya masing-masing. Meskipun secara resmi bangsa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia, dalam percakapan sehari-hari ataupun dalam kegiatan budaya mulai dari Aceh hingga papua memiliki bahasa dengan dialek yang berbeda. Misalnya seperti Bali yang memiliki bahasa Bali. Salah satu bahasa daerah yang cukup terkenal adalah bahasa Bali. Bahasa ini banyak digunakan secara luas dalam percakapan di pulau Bali oleh masyarakat asli sana. Selain itu juga digunakan dalam setiap kegiatan kebudayaan khas Bali maupun kegiatan keagamaan hindu Bali. Berikut ini beberapa kata dan kalimat yang sering digunakan dalam bahasa Bali sehari-hari, ingat “a” di akhir kata dibaca “e”, jadi bahasa Bali anda akan terlihat lebih natural. sedikit = abedik benar = patut benar = beneh salah = iwang salah = pelih tanya = metaken tanya = metakon permisi = nunas lugra sekarang = mangkin sekarang = jani pulang = mapamit pulang = mulih anggota tubuh kepala = prabu kepala = sirah mata = penyingakan mata = mata kuping = karna kuping = kuping bibir = lambe bibir = bibih, bungut tangan = lengen kaki = cokor kaki = batis nomor 1 = siki 2 = kalih 3 = tiga 4 = papat 5 = lima 6 = nenem 7 = pitu 8 = kutus 9 = sanga 10 = dasa rahajeng semeng = selamat pagi rahajeng tengai = selamat siang rahajeng sanje = selamat sore rahajeng wengi = selamat malam kenken kabare = apa kabar becik – becik = baik baik saking napi = dari mana asal tyang saking jakarta = saya dari jakarta sampun mekelo di bali? = sudah lama di bali? nggih, sampun 6 bulan = ya. sudah 6 bulan dije megae? = kerja dimana? tiang megae ring air port kuta = saya kerja di air port kuta tyang jagi mepamit dumun = saya mau pamit dulu matur suksma = terimakasih suksma mewali = terimakasih kembali Apa nama daerah ini? – Napi wastan gumine niki? Siapa nama anda? – Sira pesengan ragane? Permisi…saya mau bertanya. – Nunas lugra…tyang jagi metaken. Kamu sudah punya pacar? – Ragane sampun maduwe gagelan? Jangan bicara begitu! – Sampunang ngeraos kenten! Boleh saya lewat sini? – Dados tyang ngambahin meriki? Permisi…saya numpang lewat. – Nunas lugra…tyang nyelang margi. Selamat Hari Raya Galungan. – Rahajeng Rerahinan Galungan. Di mana tempatnya Tanah Lot? – Ring dija genah Tanah Lot? Boleh kurang nggak? – Dados kirang nggih? Berapa harganya ini? – Aji kuda niki? Saya mau pulang sekarang – Tyang jagi mapamit mangkin Kamu kerja di mana? – Ragane ring dija makarya? Mau pergi ke mana? – Jagi lunga kija? saya= tiang saya= rage deweke, icang kakak laki= beli kakak perempuan=mbok siapa nama kamu= sira wastana idane siapa nama kamu= nyen adan ragane dari mana= ring dija dari mana=uling dija pacar=tunangan makan= ngajeng, makan=medaar, ngamah, nidik.. selamat datang= rahajeng rauh sudah=sampun sudah= suud belum=durung belum=konden, tonden punapi gatre sareng sami niki = apa kabar semua yang disini becik napi ten = bagus apa gak?? tyang jagi ngajeng dumun = saya mau makan dulu sawireh basang tyang sampun seduk sajan = karena perut saya lapar sekali sampunang lali mlali mriki nggih = jangan lupa maen2 sini yah suksma = trims lagi ngapain = ngudiang? atau nak ngudyang ne nah ? sudah makan=sampun ngajeng punapi gatra? = apa kabar? adan tiang Wira = nama saya Wira buin mani = besok dija? = dimana? matur suksma = terima kasih melali = jalan-jalan sampun = sudah jani = sekarang jam kuda = jam berapa sampun ngajeng? = sudah makan? Makan ngajeng, dahar Lari melaib Uang pipis Berapa kude Lupa engsap Diam oyong Dulu malu Pacar/kekasih tunangan Belum konden Selesai suwud Bertengkar mejagur Pukul cacak peleng Kemana kije Dimana dije Buang air besar meju kerja = megae gila = buduh benar = sajan tolol = lengeh berkata = ngorang mau/ingin = nyak tahu = nawang siapa = nyen aku = tyang [halus] kamu = cai [kasar]…menyebut nama = lebih halus kenken = bagaimana cantik = jegeg gadis = bajang sudah = sube, sampun Penggunaan Bahasa Bali Belajar Bahasa Bali Bahasa bali paling banyak digunakan oleh suku Bali yang notabene beragama hindu, namun bahasa ini juga menyebar dan digunakan oleh beberapa masyarakat di luar pulau Bali seperti di pulau Lombok bagian barat dan ujung timur pulau Jawa. Penggunaan bahasa ini di luar pulau Bali ini ditengarai karena hubungan masyarakat bali dengan masyarakat pulau lainnya yang berdekatan. Karena bahasa bali banyak mendapat pengaruh dari bahasa Jawa, bahasa ini memiliki tiga jenis tingkatan kosakata berdasarkan penggunaannya sama seperti bahasa Jawa. Tiga tingkatan tersebut adalah bahasa Bali halus, bahasa Bali madya dan bahasa Bali kasar. Bahasa Bali halus merupakan tingkatan yang nilai rasanya paling tinggi dibandingkan yang lain. Umumnya tingkatan bahasa yang halus digunakan dalam upacara adat atau ceramah keagamaan masyarakat hindu Bali. Dalam percakapan informal umumnya digunakan ke[pada orang yang belum dikenal, perbincangan para kaum bangsawan atau ketika berbincang dengan pemuka agama Hindu. Tidak semua masyarakat suku Bali dapat menggunakan bahasa Bali halus, karena umumnya digunakan oleh masyarakat kelas atas di Bali sehingga bagi para masyarakat kasta bawah terutama kaum pemuda yang jarang mengikuti upacara adat akan kesulitan mengerti atau menggunakan bahasa Bali halus. Bahasa Bali madya merupakan bahasa yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari seperti percakapan dalam keluarga ataupun komunikasi di lingkungannya. Bahasa ini memiliki nilai kesopanan yang sedang. Tingkatan bahasa ini umumnya merupakan bahasa ibu asli masyarakat bali kecuali kaum bangsawan yang umumnya menggunakan Bahasa Bali Halus. Bahasa Bali kasar adalah bahasa yang memiliki tingkatan nilai kesopanan paling rendah. Umumnya bahasa ini digunakan untuk binatang. Apabila pada bahasa Indonesia kata verbal yang digunakan oleh manusia dan binatang adalah sama, maka dalam bahasa bali kata kerja untuk binatang dan manusia harus dibedakan karena dianggap tidak sopan menggunakan kata kerja manusia untuk binatang ataupun sebaliknya. Perbedaan Bahasa Bali Belajar Bahasa Bali – Mendy makan nasi – Ayam makan nasi Maka kata verbal “makan” dalam bahasa Bali harus berbeda karena salah satu digunakan oleh manusia dan satunya lagi dilakukan oleh binatang. Untuk manusia makan menjadi ngajeng dan untuk binatang makan menjadi ngamah. Dalam bahasa ini terjemahannya menjadi -Mendy ngajeng nasi -Ayam ngamah nasi Selain untuk hewan, bahasa bali kasar juga sering digunakan untuk umpatan atau melecehkan ketika sedang marah atau bertengkar. Tujuannya adalah untuk merendahkan lawan bicara. Pengucapan Bahasa Bali Belajar Bahasa Bali Berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki 5 huruf vokal, bahasa ini memiliki 6 huruf vokal berupa a, i, u, e o dan Ə. Sedangkan huruf konsonan pada bahasa ini berjumlah 17 berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki 21 huruf konsonan. Huruf konsonan tersebut dapat dibagi berdasarkan cara pembacaannya. Huruf konsonan yang dibaca dengan letup adalah p, b, t, d, c, k, g, dan Ɉ. Huruf konsonan yang dibaca dengan cara sengau adalah m, n, ŋ dan ɲ. Huruf konsonan yang dibaca dengan suara desis adalah s dan h. Huruf konsonan yang dibaca dengan suara getar atau sisi adalah r dan l. Huruf konsonan yang dibaca dengan suara hampiran adalah w dan j. Salah satu ciri khusus dari bahasa tersebut adalah pada fonem eksplosif tak bersuara huruf t pada posisi akhir dibaca sebagai [t], tetapi apabila huruf t berada di posisi awalan kata maka dibaca secara retrofleks atau sebagai [ʈ]. Sedangkan huruf vokal a jika berada pada akhiran kata maka dibaca sebagai [ĕ]. Contohnya adalah dalam kata pantai Kuta, huruf a pada akhiran kata Kuta tidak dibaca sebagai a tetapi sebagai ĕ sehingga pembacaannya menjadi [k’uʈĕ]. Sebagai bahasa yang memiliki induk bahasa Austronesia, bahasa ini memiliki ciri khas dimana kosakatanya cenderung berupa dwisukukata dan umumnya kosakatanya memiliki pola perulangan huruf konsonan–vokal–konsonan–vokal–konsonan KVKVK. Namun dalam bahasa tersebut terdapat sedikit perbedaan dengan bahasa Austronesia lainnya seperti Melayu dimana dalam bahasa tersebut terdapat reduplikasi kosakata monosilabik yang berbentuk KVK dirubah menjadi pola Konsonan-Vokal-Konsonan-Konsonan-Vokal-Konsonan KVKKVK contohnya kata “kukus” dalam bahasa melayu berubah menjadi “kuskus” dalam bahasa tersebut atau kata “ngengat” dalam bahasa Melayu berubah menjadi “ngetnget” dalam bahasa Bali. Jika diperhatikan, tulisan bahasa Bali ada kemiripan dengan tulisan bahasa Jawa dan juga bahasa Thailand. Kekerabatan Bahasa Bali dengan Bahasa Lainnya Belajar Bahasa Bali Meskipun bahasa ini mendapat pengaruh dari bahasa Jawa dalam memiliki tingkatan kesopanan bahasa, namun kosakata bahasa tersebut lebih memiliki kemiripan dengan bahasa Melayu. Namun bahasa ini memiliki keakraban yang terdekat dengan bahasa sasak dan bahasa Sumbawa. Ketiga bahasa daerah ini juga berada dalam satu rumpun bahasa yang spesifik yaitu rumpun Proto-Bali-Sasak-Sumbawa. Perbedaan yang paling terlihat antara bahasa Bali dan Melayu adalah dalam kosakata yang memiliki akhiran huruf /r/ pada pada bahasa Melayu sering diubah menjadi akhiran /h/ dalam kosa kata bahasa ini. Beberapa kosa kata bahasa Bali yang sama dengan bahasa Melayu namun berbeda dengan bahasa lainnya adalah dua, jalan, ada, di, bunga, nasi, buah, beli, dll. Beberapa kosa kata bahasa Bali yang sama dengan bahasa Banjar namun berbeda dengan bahasa lainnya adalah batis, jukung, ujan, dll. Beberapa kosa kata bahasa Bali yang sama dengan bahasa Jawa namun berbeda dengan bahasa lainnya adalah sampun, seda, rawuh, saking, teges, dll. Contoh Percakapan Bahasa Bali Percakapan Bahasa Bali di Pasar Pembeli “Kude niki Pak?” Berapa harganya ini Pak? Penjual “Telung tali Bu” Tiga ribu Bu Pembeli “Dados kuang Pak?” Boleh kurang Pak? Penjual “Dados kuang bedik” Boleh kurang sedikit Pembeli “Siu pak nggih” Seribu ya Pak Penjual “Nggih dados ampun. Kuda kal meli nike” Ya boleh. Berapa mau beli? Pembeli “Siki manten Pak. Niki pesne Pak” Satu saja Pak. Ini uangnya Pak Bertanya Nama dan Asal dalam Bahasa Bali X “Sira pesengane” Siapa namamu Y “Titiyang Reno” Saya Reno X “Saking napi asal ragane” Dari mana asalmu? Y “Saking Banjarnegara” Dari Surabaya Tips Belajar Bahasa Bali untuk Pemula Mempelajari bahasa daerah atau bahasa asing menjadi penting saat kita mengunjungi tempat tersebut. Seperti ketika di Bali, alangkah baiknya jika kita belajar bahasa Bali. Ada beberapa tips yang akan membantu dalam belajar bahasa Bali. 1. Memperbanyak kosakata yang digunakan sehari-hari Memperbanyak kosakata terutama yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan membantu kita lebih cepat memahami setiap ucapan yang menggunakan bahasa Bali. Kita bisa memperbanyak kosakata seperti perkenalan, sapaan, angka, dan lain-lain. 2. Memperbarui kosakata setiap hari Agar lebih bisa mengerti setiap percakapan, kita harus mengetahui setiap kosakata yang dituturkan. Tips untuk mengetahui kosakata yaitu dengan meningkatkan gudang kosakata bahasa Bali agar lebih mahir. Paling tidak kita bisa memperbarui atau menambah beberapa kosakata setiap harinya. 3. Mempraktekkan pengucapan Memperbanyak kosakata dan memperbaruinya secara rutin akan sia-sia jika tidak dipraktekkan. Untuk itu kita harus mempraktekkan kosakata yang sudah dihafal sebelumnya. Pengucapan menjadi hal yang penting dalam komunikasi. Jika pengucapannya salah, tentu pemahaman lawan bicara juga bisa salah. 4. Mempraktekkan dengan teman Proses belajar bahasa Bali akan bisa lebih cepat dengan cara mempraktekkannya dengan lawan bicara. Kita bisa mempraktekkannya dengan teman dekat kita yang sama-sama sedang belajar bahasa Bali atau teman kita yang berasal dari Bali. Selain dengan cara melakukan percakapan, kita bisa membuat penguasaan bahasa Bali lebih menyenangkan seperti dengan tebak kosakata atau yang lainnya. 5. Memanfaatkan media elektronik untuk belajar Di era teknologi yang demikian maju, kita bisa memanfaatkannya untuk belajar bahasa Bali lebih mudah dan cepat. Kita bisa belajar menggunakan audio video atau dengan aplikasi sehingga pembelajaran akan lebih mudah dan fleksibel. 6. Menggunakan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari Sebaiknya kita mempraktekkan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari sekalipun kosakata yang dikuasai baru sedikit. Mahir dalam berbagai hal termasuk penguasaan bahasa sudah barang tentu diawali karena kebiasaan menggunakannya. Aksara Bali Belajar Bahasa Bali Sama halnya dengan bahasa Jawa, bahasa ini memiliki jenis penulisan hurufnya sendiri. Aksara Bali memiliki nama lain hancaraka. Aksara bali ini umumnya digunakan dalam membuat tulisan berbahasa Bali ataupun berbahasa Sanskerta. Aksara Bali ini juga kerap diubah sedikit untuk membuat tulisan berbahasa Sasak. Aksara Bali memiliki kedekatan dengan Aksara dalam Bahasa Jawa karena memang masih termasuk ke dalam rumpun aksara Jawa Kawi. Di zaman sekarang ini bahkan untuk menulis tulisan berbahasa Bali pun aksara Bali sudah sangat jarang digunakan, umumnya hanya dalam tulisan adat atau keagamaan Hindu Bali. Namun aksara Bali masih banyak diajarkan di berbagai sekolah di Provinsi bali sebagai muatan Lokal. Untuk menulis bahasa tersebut umumnya masyarakat menggunakan huruf Latin. Aksara Bali memiliki 47 huruf, kata yang berasal dari bahasa ini asli cukup ditulis menggunakan 18 huruf konsonan dan 7 huruf vokal sedangkan bahasa sanskerta yang ditulis menggunakan huruf Bali perlu menggunakan semua jenis huruf. Bahasa sanskerta yang ditulis dengan huruf Bali menggunakan padanan Bali, pada bahasa sanskerta perbedaan panjang vokal akan membedakan arti namun jika ditulis menggunakan aksara Bali tidak dibuat perbedaan arti kata dari panjang vokal. Aksara Bali membagi beberapa kelompok huruf berdasarkan cara pelafalannya yang disebut dengan warga aksara. Terdapat 5 jenis warga aksara dalam bahasa bali • Warga Kanthya Guttural yaitu kelompok huruf yang pelafalannya menggunakan langit-langit dekat kerongkongan, contohnya seperti konsonan celah suara • Warga Talawya Palatal yaitu kelompok huruf yang pelafalannya menggunakan langit-langit mulut • Warga Murdhayana Retroflex yaitu kelompok huruf yang pelafalannya menggunakan tarikan lidah ke belakang hingga mengenai langit-langit mulut. • Warga Danthya Gigi yaitu kelompok huruf yang pelafalannya menggunakan sentuhan antara gigi dengan lidah, contohnya seperti konsonan rongga gigi. • Wara Osthya bibir yaitu kelompok huruf yang pelafalannya menggunakan sentuhan bibir bagian atas dengan bibir bagian bawah. Berbeda dengan huruf latin, aksara Bali bersifat abugida yaitu dimana setiap huruf dalam aksara Bali mewakili sebuah suku kata dengan vokal di akhir katanya yang pelafalannya dapat diubah dengan menggunakan tanda baca khusus. Aksara Bali telah termasuk ke dalam satndar Unicode yang memungkinkan huruf-huruf dari aksara bali ini untuk digunakan dalam bentuk elektronik seperti komputer, smartphone, ataupun halaman internet. Namun penggunaan aksara Bali baru bisa digunakan pada sistem operasi keluarga Linux. Konsep Geografis Dalam Bahasa Bali Belajar Bahasa Bali Bangsa Austronesia pada umumnya dalam menunjukkan arah akan menggunakan arah mata angin sebagai patokannya, terutama orang suku Jawa yang sangat sering menggunakan istilah mata angin dalam pembicaraan seperti kulon yang artinya barat, kidul yang artinya selatan, alor yang artinya utara, dan wetan yang artinya timur. Namun dalam komunikasi masyarakat Bali istilah mata angin jarang digunakan. Umumnya masyarakat Bali menggunakan patokan gunung dan laut sebagai patokan arah dalam berbahasa, sehingga arah yang dimaksud akan berbeda-beda di setiap tempat. Kata “kaja” dalam bahasa ini artinya “arah menuju gunung” namun dalam bahasa Melayu “kaja” secara bahasa artinya adalah arah utara. Dikarenakan masyarakat Bali ada yang tinggal di sebelah utara gunung dan ada yang tinggal di sebelah selatan gunung, maka makna arah dalam kata “kaja dapat berubah. Bagi masyarakat Bali Utara artinya adalah arah selatan, karena mereka berada di sebelah utara gunung. Sedangkan bagi masyarakat Bali Selatan terutama Buleleng, artinya adalah arah utara karena mereka berada di sebelah selatan gunung. Gunung yang dimaksud dalam kata “kaja” merupakan Gunung Agung dan pegunungan Batur. Berbalikan dengan istilah “kaja”, kata “kelod” artinya “arah menuju laut” namun dalam bahasa Melayu secara bahasa artinya adalah arah selatan. Dikarenakan masyarakat Bali ada yang tinggal di sebelah utara pantai dan ada yang tinggal di sebelah selatan pantai, maka makna arah dalam kata “kelod” dapat berubah. Bagi masyarakat Bali Utara artinya adalah arah utara, karena mereka berada di sebelah selatan pantai. Sedangkan bagi masyarakat Bali Selatan terutama Buleleng, artinya adalah arah selatan karena mereka berada di sebelah utara pantai. Sejarah dan Rumpun Bahasa Bali Belajar Bahasa Bali Bahasa bali tidak begitu saja terbentuk di pulau bali. Bahasa ini memiliki historis yang panjang dalam pembentukan bahasanya menjadi seperti yang sekarang. Untuk bisa memahami asal bahasa tersebut diperlukan pemahaman mengenai rumpun bahasanya hingga asal-usul suku bali. Dalam merekonstruksi asal bahasa bali para pengamat bahasa dan sejarah menggunakan pendekatan kemiripan struktur bahasa atau linguistik. Berikut ini adalah rumpun bahasa ini mulai dari paling luas hingga paling spesifik. a. Rumpun bahasa Austronesia Bahasa bali berinduk dari rumpun bahasa Austronesia. Rumpun bahasa ini menyebar di sekitar samudera Pasifik oseania mulai dari Selandia baru di bagian selatan hingga ke Taiwan dan Hawai di bagian utara. Di bagian timur rumpun bahasa ini menyebar ke berbagai kepulauan kecil di Pasifik seperti pulau paskah, pulau Fiji ataupun pulau Maladewa. Di bagian barat rumpun ini bahkan melewati samudera hindia hingga ke pulau Madagaskar di sebelah timur Afrika. Umumnya rumpun bahasa Austronesia secara historis tidak banyak memiliki peninggalan dalam bentuk tertulis sehingga para peneliti sulit untuk merekonstruksi terbentuknya rumpun bahasa ini. Menurut beberapa ilmuwan seperti Melton 1998 menyatakan bahwa asal-usul bangsa Austronesia adalah dari Taiwan. Hal ini diketahui dari pendekatan linguistik karena adanya pembagian bahasa Austronesia dari bahasa Formosa asli. Bahasa ini kemudian menyebar seiring menyebarnya bangsa Austronesia di sekitar kepulauan samudera pasifik. Rumpun bahasa Austronesia pun juga ikut berkembang dan berubah menjadi beberapa rumpun bahasa yang lebih spesifik seperti bahasa Atayalik, bahasa Formosa, bahasa Puyuma, bahasa Paiwan, bahasa Rukai, bahasa Tsouik, bahasa Bunun, bahasa dataran rendah barat dan bahasa Malayo-Polinesia. b. Rumpun Bahasa Malayo-Polinesia Bahasa bali secara lebih spesifik masuk ke dalam rumpun bahasa Malayo-Polinesia. Rumpun bahasa Malayo Polinesia dapat dibagi menjadi bagian Barat dan bagian timur. Malayo Polinesia bagian barat digunakan oleh sekitar 300 juta orang seperti bahasa Indonesia, bahasa Jawa bahasa Melayu bahasa Tagalog, bahasa Bugis, dll. Sedangkan bahasa Malayo-Polinesia bagian timur digunakan hampir satu juta orang seperti bahasa Polinesia dan bahasa Mikronesia di wilayah kepulauan pasifik Belajar Bahasa Bali Ciri dari rumpun bahasa Malayo Polinesia adalah memiliki pola awalan, sisipan dan akhiran prefix, infix dan suffix. Selain itu dalam rumpun bahasa ini ada reduplikasi dimana sebagian kata atau keseluruhannya dilakukan pengulangan, pengulangan ini digunakan dalam menguatkan makna kata, melemahkan makna kata, menulangi kata hingga meramaikan. Bahasa Malayo-Polinesia juga mempunyai entropi yang rendah dan umumnya jarang ditemukan kata dengan konsonan yang rangkap, setelah konsonan selalu diikuti huruf vokal dan setelah huruf vokal umumnya adalah huruf konsonan. Huruf vokal dalam bahasa Malayu-Polinesia umumnya hanya 5 vokal dasar yaitu a, i, u, e, o. c. Rumpun Bahasa Melayu-Sumbawa Rumpun bahasa ini merupakan cabang dari rumpun bahasa Malayo-Polinesia bagian Barat. Kelompok bahasa ini menggabungkan linguistik bahasa Melayik dan Chamik serta beberapa bahasa di pulau Jawa dan Nusa Tenggara. Terdapat persamaan dalam rumpun ini dengan beberapa rumpun lainnya seperti rumpun Sunda, Madura dan Sasak. Namun persamaannya cuma berupa tingkatan bahasa krama yang umumnya digunakan dalam kegiatan formal kebudayaan setempat dan tingkatan bahasa ngoko yang umumnya digunakan dalam percakapan informal sehari-hari. Persamaan rumpun bahasa ini dengan bahasa Jawa lebih banyak pada kosa kata tingkat bahasa ngoko. Berdasarkan persamaan antara bahasa Bali, bahasa Madura, bahasa Sumbawa, bahasa Sasak dan bahasa Jawa menunjukkan hubungan penyebaran kebudayaan. Rumpun bahasa Melayu-Sumbawa ini kemudian dibagi lagi oleh Adelaar 2005 menjadi beberapa rumpun yang lebih spesifik menjadi • Proto-Melayu-Sumbawa berupa bahasa Sunda dan bahasa Madura • Proto-Melayu-Chamik berupa bahasa Aceh-Chamik dan bahasa Melayik di Kalimantan • Proto-Bali-Sasak-Sumbawa berupa bahasa Bali, bahasa Sasak dan bahasa Sumbawa .